Jumat, 28 Mei 2010
Pemimpin (=Pembina) Pandu
Cara permainan kepanduan yang diberi dan ditetapkan oleh BP terbukti baik sekali hasilnya. Di mana-mana didirikan kepanduan yang minta didaftarkan.
Sekarang BP memerlukan orang-orang yang umurnya lebih tua dari umur pandu-pandu, yang mengetahui arti kepanduan dengan jiwa pemuda, yang dapat ikut serta bermain-main bersama mereka dan terutama yang dapat memimpin. Bukanlah memimpin sebagai seorang opsir atau seorang guru, akan tetapi sebagai kawan mereka yang lebih tua, yang berbadan sehat dan yang berhati muda guna menjau segala sesuatu dari sudut pemuda.
Kesukaran tersebut dipecahkan sendiri oleh pemuda-pemuda itu sendiri. Di sekitarnya mereka terus mencari orang yang bersedia menjadi pemimpin mereka. Oleh BP, pemimpin itu dinamai Scoutmaster (kemudian diubah menjadi Scouter. Ia adalah seorang kakak pandu-pandu itu, tidak terlepas dari mereka dan tidak berada di atas tingkat mereka. ia ikut serta dalam segala latihan dan berpendirian " berat sama dipikull, ringan sama dijinjing" dengan mereka semua. Hidup matinya, tegak jatuhnya suatu kelompok atau pasukan tergantung dari pemimpinnya. Ia yakin bahwa bilangan pemimpin itu tidak banyak.
Dalam kepanduan banyak sekali lapang peerjaan bagi laki-laki dan perempuan yang ingin berbakti kepada tanah airnya dengan ikut mendidik pemuda-pemuda menjadi warganegara yang berharga.
Apabila pada waktu itu tidak segera dibentuk suatu badan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang menjalankan cita-cita BP maka dengan sendirinya cita-cita itu tidak dapat dilaksanakan. Mereka yang menyingsingkan lengan baju dan menceburkan diri dalam pimpinan kepanduan itu bukan saja bangsawan-bangsawan, tetapi juga orang-orang dari segala lapisan masyarakat berduyun-duyun mendaftarkan diri.
Tentu ada di antara mereka itu ada yang kecewa, tidak dapat memenuhi syarat-syarat. Mereka yang masuk ke kepanduan itu hanya untuk mengharap keuntungan atau untuk kepentingan sendiri saja, tak dapat tinggal lama dalam kepanduan dan akan keluar dengan sendirinya. Mereka merasa, bahwa menjadi pemimpin pandu itu berarti mengorbankan kepentingan sendiri, mengorbankan waktu dan sering pula uang, hasilnya sebagai terimakasih hanya perasaan puas, karena telah melakukan sesuatu dengan tidak usah membayar.
lahir dan batin kepanduan itu penuh dengan jiwa ksatria yang sehat, yang sebetulnya hasil kehidupan BP sendiri. Melihat ke sekitarnya dan disamakan dengan kehidupan sendiri waktu ia muda, BP mempelajari segala kekurangan yang diderita pemuda-pemuda. Pemuda-pemuda itu kekurangan bimbingan agama. Sebagian besar di antara mereka perhatiannya tertarik oleh gambar hidup (bioskop) dan kelakuan yang tidak baik saja.
Reaksi buku Aids to scouting telah memeperlihatkan bagaimana disukainya latihan-latihan yang mempertajam pancaindera mereka yang telah agak tumpul itu. Perhatian pemuda dapat tertarik, bilamana dalam latihan-latihan dan cerita-cerita itu digambarkan hidup dan sifat kelana-kelana hutan dan perintis-perintis jalan. Hidup dan sifat orang-orang tersebut tadi dapat dikatakan menjadi dasar sifat-sifat, janji, uniform, permainan dan latihan pandu. Mereka yang mengerti akan hal itu dan dapat menjalankannya, niscaya akan menjadi pemimpin yang sanggup mendidik pemuda-pemuda menjadi pandu yang cakap.
Di kalangan bangsa Zulu, Swazi, matabele dan lain-lain suku, tiap pemuda diuji keras sebelum diakui dan diterima sebagai laki-laki dalam suku itu. Di kalangan bangsa Zulu misalnya, pemuda itu digosok dengan bismuth (timah kaca) yang baru akan hilang bilamana lampau sebulan. Pemuda itu dipersenjatai sebilah tombak pendek, kemudian dikirim ke dalam hutan dengan diberitahu sebelum bismuth pada tubuhnya hilang sama sekali, ia tidak boleh terlihat orang, jika terlihat orang, niscaya ia dibunuh mati.
Pemuda itu terpaksa hidup menjauhi masyarakat. Hanya dengan tombaknya saja, ia harus mencari dan menangkap mangsanya untuk makanan sehari-hari, membuat api dengan alat-alat yang serba sederhana.
Apabila seluruh tubuhnya telah bersih sama sekali dari bismuth, barulah ia boleh pulang ke sukunya. Dengan itu, ia telah membuktikan kepada sukunya bahwa ia telah memperoleh sifat percaya pada diri sendiri, sifat sabar, sifat tahan uji dan sifat berani, semua adalah sayarat untuk dapat diterima sebagai laki-laki dalam sukunya.
BP beranggapan bahwa sifat-sifat tersebut diinginkan pula oleh semua pandu. BP mengetahui pula bahwa sifat-sifat itu dapat dikembangkan dengan hidup berkemah, mempelajari kekayaan alam dan latihan sebagai seorang perintis. Cara hidup demikian lepas dari suasana kota, penuh kesempatan untuk mengikuti tapak, membuat apai dan memasak sendiri, menarik perhatian pemuda-pemuda.
Seorang pemuda yang sanggup berkemah sendiri, tentulah akan dapat mengambil tempat yang pantas dalam masyarakat.
Segerombolan pemuda, dipimpin oleh salah seorang di antara mereka, merupakan suatu kesatuan, baik dalam melakukan kejahatan maupun dalam melakukan kebaikan. Semangat mereka harus dialirkan dalam saluran yang menuju kebajikan itu. Di situ dididik pertanggungjawab perseorangan dan juga esprit de coprps segenap regu.
Yang dilihat oleh orang luar sebagai tongkat biasa, ransel biasa atau tenda biasa, benda-benda itu untuk seorang pandu banyak sekali artinya. Tongkat pandu yang misalnya penuh takang takik tanda-tanda perkemahan dan tanda-tanda peringatan dapat dilihat sebagai satu perlambang.
Sumber :
Goemilar, (1953) Riwayat BP, Bandung : S King.
Dengan adaptasi oleh Hendro Prakoso
Kamis, 20 Mei 2010
Kepanduan : Sifat-sifat Pandu, Janji Pandu, Uniform, Lencana Kepanduan
BP menulis cita-citanya dalam buku petunjuknya sedemikian sehingga dapat dipakai, bukan saja oleh bangsa Inggris, tetapi juga oleh bangsa Amerika, bangsa Asia, oleh tiap-tiap pemuda dari segala bangsa dengan tidak membeda-bedakan kulit, agama dan bahasa. Semua negara tidak dipaksakan untuk memakai petunjuk itu dalam kepanduannya.
Ia tidak memberikan suatu cara yang terikat oleh adat sesuatu tempat atau adat nasional, juga tidak ia membuat aturan hidup yang dikutip dari suatu agama tertentu ataupun peraturan yang bersangkutan dengan politik suatu partai. Ia hanya memberikan bentuk pada suatu permainan yang bersemangat, yang mengobarkan rasa romantik pada tiap pemuda. Ia memberi pekerjaan yang menarik hati dan yang memuaskan kesukaan tiap pemuda untuk melakukan sesuatu dan membuktikan hasilnya.
Sifat-sifat Pandu (Dasa Darma)
Hampir tiap pemuda akan tertarik hatinya oleh ceritera pahlawan-pahlawan zaman dahulu. Sifat-sifat Pandu itu didasarkan atas sifat-sifat pahlawan itu. yang sangat ajaib dalam sifat-sifat itu ialah bahwa tidak disebutkan : pandu itu HARUS melakukan begini atau pandu itu TIDAK BOLEH melakukan begitu, tetapi : pandu itu BEGITU ataupun pandu itu MELAKUKAN begitu.
Oleh karena itu maka Sifat-sifat Pandu berbunyi demikian :
1. Pandu itu dapat dipercaya
2. Pandu itu setia
3. Pandu itu wajib berjasa
4. Pandu itu teman semua manusia
5. Pandu itu ksatria
6. Pandu itu penyayang binatang
7. Pandu itu menurut perintah
8. Pandu itu tersenyum dan bersiul dalam segala kesulitan
9. Pandu itu hemat
Begitulah bunyinya Sifat-sifat pandu mula-mula dan sekarang pun masih demikian pula, kecuali sedikit tambahan pada pasal 3 dan 4 dan pasal ke 10 ditambahkan setahun kemudian.
10. Pandu itu suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Sebagai sifat ke-11 yang tidak tertulis, BP menambahkan :
11. Pandu itu bukan orang gila (pandir). Dengan kalimat itu, BP menunjukkan kepada umum dari sudut mana sebetulnya sifat-sifat pandu itu harus dilihat.
Janji Pandu (Tri Satya)
Sepucuk surat dari seorang anak kecil yang diterima oleh BP berisi janji tidak akan minum minuman keras atau merokok dan ingin menjadi orang seberani BP, membangkitkan pikiran BP supaya pandu-pandupun mengatakan janji yang khidmat pada waktu mereka dilantik sebagai pandu.
Ingat, Janji, bukan sumpah.
Janji itu bunyinya begini :
Saya berjanji akan bersungguh-sungguh :
1. Menetapi kewajibanku terhadap TUHAN dan TANAH AIR
2. Menolong sesama hidup bila dapat
3. Menetapi Sifat-sifat Pandu.
Uniform (seragam)
Mula-mula BP pernah menulis bahwa uniform itu tidak begitu perlu, sebab yang perlu ialah JIWA dan BERBUAT.
Kemudian ia menulis, " Untuk seorang anak, uniform itu adalah suatu benda yang menarik perhatian dan bilamana pakaian itu pakaian seorang kelana hutan, maka segeralah pikirannya disesuaikan dengan jiwa seorang peneratas jalan: untuknya semua itu adalah pahlawan. Uniform itu menolong mempererat persaudaraan, sebab setelah diterima oleh semua Kepanduan sebagai uniform pandu, maka uniform itu menutupi tiap perbedaan tingkat dan bangsa."
Lencana (lambang) Kepanduan
BP pernah menerima sepucuk surat kawat. Di dalamnya disebut, bahwa lencana kepanduan itu adalah "mata tombak perlambang perang dan pertumpahan darah."
Kawat itu segera dibalas oleh BP. "Lencana Kepanduan itu adalah bunga bakung, perlambang PERDAMAIAN dan KESUCIAN."
Adapun pada zaman dulu, bunga itu dipakai perlambang kerajaan oleh raja Karel dari Napels. Seorang pelaut bernama Flavio Gioja telah memperbaiki teknik pedoman sehingga benda itu menjadi satu alat yang dapat dipakai di laut untuk kapal-kapal. untuk menghormat rajanya maka huruf T (Tramontana = utara) oleh gioja dipakai bersama-sama dengan leli perlambang rajanya itu. Sejak itulah, arah Utara dalam peta dan pedoman diberi tanda leli.
Yang menrik perhatian BP ialah bahwa mata pedoman itu selalu menunjuj lurus ke atas, tidak ke kiri dan tidak ke kanan. Ketiga mata leli itu mengingatkan janji pandu yang tiga pasal. Di bawah leli pandu terdapat semboyan Be Prepared (perhatikan huruf pertamanya.) Jika dilihat baik-baik maka di bawah bergantung seutas tali yang bersimpul, yang memperingatkan kepada setiap pandu untuk berjasa setiap hari.
Dikutip dengan disadur seperlunya dari "Riwayat BP" (1953) karangan Goemilar.
Minggu, 16 Mei 2010
Jika . . .
Jika engkau dapat tetap tegak ketika semua orang di sekelilingmu
kehilangan akal dan menyalahkanmu.
Jika engkau tetap yakin akan dirimu ketika semua orang meragukanmu, padahal tetapi mereka pun tidak yakin akan diri mereka sendiri.
Jika engkau dapat menunggu dan tidak merasa lelah karena menunggu.
Atau engkau dibohongi, tapi tidak ikut berdusta.
Atau dibenci, tapi tidak ikut membenci.
Tidak pula tampak terlalu baik, atau berbicara terlalu bijak.
Jika engkau dapat bermimpi dan tidak diperbudak oleh mimpi-mimpimu.
Jika engkau dapat berpikir dan tidak menjadikan anganmu sebagai tujuan.
Jika engkau dapat menghadapi kemenangan dan kemalangan, dan memperlakukan keduanya dengan setara.
Jika engkau sanggup mendengar kebenaran yang baru kauucapkan, diputarbalikkan oleh para penipu untuk menjebak orang-orang tolol.
Atau melihat apa-apa yang kaubela mati-matian, hancur, sehingga engkau harus membungkuk dan membangunnya kembali dengan perkakas yang usang.
Jika engkau dapat menumpuk kemenangan-kemenanganmu, lalu mempertaruhkannya.
Kemudian ternyata kalah, dan harus mulai lagi dari awal,
Tanpa ucapkan satu kata pun tentang kekalahanmu.
Jika engkau dapat memaksa hatimu, keberanianmu, dan nyalimu untuk mencari peluangmu , jauh setelah kesempatan itu hilang.
Dan tetap bertahan ketika engkau tidak memiliki sesuatu pun, kecuali kemauan untuk tetap berkata pada diri sendiri , “Bertahanlah!”
Atau jika engkau dapat berbicara dengan orang kebanyakan dan
tetap bijak.
Atau berjalan dengan para raja tanpa kehilangan hubungan dengan orang awam.
Jika musuh-musuh maupun sahabat karibmu tidak dapat menyakitimu.
Jika semua orang memperhitungkanmu, tetapi tidak terlalu bergantung padamu.
Jika engkau dapat mengisi satu menit yang berharga ,yang berlari kencang selama enam puluh detik.
Maka, dunia dan segala isinya adalah milikmu.
Dan yang lebih penting dari semua itu,
Engkau menjadi seorang Lelaki, Anakku!
===============
Disadur dari IF ... oleh Rudyard Kipling
Finalissai teks oleh Hendro Prakoso
kehilangan akal dan menyalahkanmu.
Jika engkau tetap yakin akan dirimu ketika semua orang meragukanmu, padahal tetapi mereka pun tidak yakin akan diri mereka sendiri.
Jika engkau dapat menunggu dan tidak merasa lelah karena menunggu.
Atau engkau dibohongi, tapi tidak ikut berdusta.
Atau dibenci, tapi tidak ikut membenci.
Tidak pula tampak terlalu baik, atau berbicara terlalu bijak.
Jika engkau dapat bermimpi dan tidak diperbudak oleh mimpi-mimpimu.
Jika engkau dapat berpikir dan tidak menjadikan anganmu sebagai tujuan.
Jika engkau dapat menghadapi kemenangan dan kemalangan, dan memperlakukan keduanya dengan setara.
Jika engkau sanggup mendengar kebenaran yang baru kauucapkan, diputarbalikkan oleh para penipu untuk menjebak orang-orang tolol.
Atau melihat apa-apa yang kaubela mati-matian, hancur, sehingga engkau harus membungkuk dan membangunnya kembali dengan perkakas yang usang.
Jika engkau dapat menumpuk kemenangan-kemenanganmu, lalu mempertaruhkannya.
Kemudian ternyata kalah, dan harus mulai lagi dari awal,
Tanpa ucapkan satu kata pun tentang kekalahanmu.
Jika engkau dapat memaksa hatimu, keberanianmu, dan nyalimu untuk mencari peluangmu , jauh setelah kesempatan itu hilang.
Dan tetap bertahan ketika engkau tidak memiliki sesuatu pun, kecuali kemauan untuk tetap berkata pada diri sendiri , “Bertahanlah!”
Atau jika engkau dapat berbicara dengan orang kebanyakan dan
tetap bijak.
Atau berjalan dengan para raja tanpa kehilangan hubungan dengan orang awam.
Jika musuh-musuh maupun sahabat karibmu tidak dapat menyakitimu.
Jika semua orang memperhitungkanmu, tetapi tidak terlalu bergantung padamu.
Jika engkau dapat mengisi satu menit yang berharga ,yang berlari kencang selama enam puluh detik.
Maka, dunia dan segala isinya adalah milikmu.
Dan yang lebih penting dari semua itu,
Engkau menjadi seorang Lelaki, Anakku!
===============
Disadur dari IF ... oleh Rudyard Kipling
Finalissai teks oleh Hendro Prakoso
Sabtu, 15 Mei 2010
BP : Tentang berkemah
Jangan biarkan kegiatan berkemahmu menjadi seperti piknik yang menjemukan yang dapat terjadi bila kau mengadakan perkemahan seperti tentara. Kepanduan dan keterampilan hidup di hutan adalah apa yang dicari kita dan yang sangat diharapkan oleh anak-anak. Biarkan mereka mendapatkannya.
~~~ Juli 1917
Kita bukanlah suatu batalion - bukan pula sekolah minggu - melainkan sekolah rimba. Kita harus lebih banyak beraktivitas di luar untuk kesehatan, fisik dan jiwa, setiap Pandu dan Pembinanya.
~~~~ Januari 1919
Dalam perkemahan, Pembina mendapatkan peluang untuk mengamati dan mengenal karakteristik individual setiap anggotanya dan dapat mengarahkan perkembangan mereka, saat anak-anak mengembangkan sendiri kualitas karakter yang bermanfaat bagi hidup mereka - dengan kehidupan perkemahan. Disiplin, kemampuan, keunikan pribadi, rasa percaya diri, keterampilan tangan, kecakapan hidup di rimba, keterampilan berperahu, kerjasama, pengetahuan alam dll dapat dikembangkan dalam arahan yang simpatik dan gembira dari Pembina yang penuh pengertian.
~~~~~ Oktober 1936
Jumat, 07 Mei 2010
Seputar Pandu dan Kepanduan
oleh : Ibrahim Muhammad (Komisaris Besar Umum Pandu Islam Indonesia)
Apakah Pandu itu ?
Pandu atau dalam bahasa Inggris Boy Scout dalam hakekatnya adalah penunjuk jalan. Dalam haluan kita, perkataan itu mengandung dua arti, yaitu : 1) Jalan yang dilalui sehari-hari. 2) Jalan yang menuju KEMANUSIAAN.
Kita sudah sama maklum apakah yang dinamakan Kemanusiaan itu. Jadi seorang anak dan atau pemuda yang menjadi PANDU, ialah seorang yang berusaha akan mendapat jalan Kemanusiaan itu. Pansu itu dimulai dari dahulu kala memang sudah ada. Semua orang yang berkemanusiaan (nabi-nabi, pemimpin negara) yang tinggi dapat kita namakan Pandu.
Tegasnya, orang yang bersifat kebaikan dan membela kebenaran dan kebaikan. Jadi nyata, bahwa Pandu itu pada hakekatnya bukan barang yang baru, melainkan barang yang sudah lahir bersama-sama dengan kebaikan di atas dunia (kebaikan yang bukan menurut ukuran pendapat seorang dua atau segolongan dua saja melainkan kebaikan menurut pendapat umum yang sesuai tuntunan Ketuhanan).
Kepanduan
Jika kita sekarang sudah mengetahui bahwa Pandu itu seorang yang berusaha akan mendapatkan jalan, maka Kepanduan itu berarti taman (tempat) pendidikan dan latihan diri sendiri supaya jadi manusia yang mendapat (sekurang-kurangnya mendekati) tempat "Kemanusiaan" dengan melalui jalan-jalannya.
Kepanduan itu adalah Taman Pendidikan dan bukan badan perjuangan (dalam pengertian yang terbatas).
Pendidikan Kepanduan
Pendidikan Kepanduan adalah salah satu cara pendidikan anak-anak dan pemuda-pemuda dengan aliran baru yaitu didikan atas pengetahuan ilmu jiwa anak-anak.
Pendidikan Kepanduan didasarkan atas :
1) Kebangsaan
Ialah mengambil cara-cara yang sesduai dengan hajat dan kepentingan serta kebudayaan bnagsa kita dan cara-cara yang mendalamkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa dan rasa membela kepadanya serta dikuatkan dengan agama.
Menurut pendapat Lord Baden Powell dalam kitab karangannya Scouting for Boys ..... Gerakan Kepanduan yang jauh dari rasa ke-Tuhanan (keagamaan dari anak-anak) berarti merusak batinnya anak-anak. Sebab itu, tiap-tiap anak Pandu digembirakan supaya teguh menjalankan agamanya masing-masing. Karena dengan batinnya yang kokoh teguh itulah anak-anak dapat menempuh jalan kehidupan di kemudian hari.
2) Kemerdekaan
Berarti membentuk sifat-sifat yang bebas dari suatu tekanan. Tindakan-tindakan wajib yang terbit dari batin dan kemauan sendiri yang hening jernih, kemauan yang hidup, perasaan yang suci dan iman yang teguh serta yakin akan akibat dari semua itu, karena timbul dari perasaan yang bebas dan bukan karena terpaksa atau dipaksa.
Oleh karena itu dalam segala hal, Pemimpin (=Pembina) senantiasa wajib bersifat menganjurkan dan mengajak dan bukan memerintah.
3) Kodrat Alam
Yaitu cara mendidik dengan mengingat akan kodrat si anak dan alam kehidupan sekelilingnya dan bermnaksud juga akan mendalamkan cita-cita pada tanah air dan bangsa. Oleh karena itu pula supaya Pemimpin-pemimpin semua memperhatikan bahwa latihan-latihan Pandu harus diperbanyak di luaran (alam terbuka), berkemah,hike, mendaki gunung dan lain sebaginya.
Memandu (melaksanakan permainan Pandu)
Dengan perkataan memandu itu termasuk semua soal dan sifat yang nyata dari pengembara, orang-orang yang keluar berlayar dari negerinya ke negeri jauh dengan maksud untuk mendapat sesuatu yang belum didapat atau ditemui maupun diketahui oleh manusia dan pengembara lainnya.
Dengan inti-inti dari semuanya ini diberi kepada anak-anak kita dengan cara kita adakan permainan dan latihan yang akan memenuhi tuntunan cita-cita dan kesukaan sambil bersifat mendidik.
Ditinjau dari keadaan dasar dirinya anak-anak maka memandu itu membawa mereka kepada kelompok-kelompok persaudaraan, yang mana hal itu sudah menjadi pembawaan hidup dan alam mereka, baikpun untuk bermain-main baikpun untuk berjalan-jalan ataupun untuk mengadakan kenakalan-kenakalan.
Memandu akan memberi mereka uniform yang menarik dan bagus dan memberi mereka kelengkapan. Semua itu akan menciptakan suatu perasaan dan angan-angan yang romantis ( hidup penuh dengan gambaran cita-cita) dan menarik mereka kepada hidup di alam terbuka.
Ditinjau dari sudut pendirianorang-orang tua, maka memandu itu memberi kepada anak-anak kesehatan jasmani dan tumbuhnya badan, ia memupuk kemauan yang keras, ketangkasan dan mengajar pekerjaan tangan. Memandu memberi kepada anak-anak pelajaran berdisiplin, berani, keksatriaan dan cinta tanah air (patriotisme - semangat membela tanah air).
Tegasnya memandu itu mendidik dan membentuk serta menumbuhkan peri budi dan akhlak yang mana sangat berguna dari segala hal, bagi anak-anak untuk mendaptkan jalan dalam hidup dan kehidupan Memandu berarti bekerja menurut dasar-dasar bahwa cita-cita anak-anak harus dipelajari dan digembirakan mereka untuk mendidik diri sendiri daripada nanti diatur.
Latihan ada membangun dan memajukan menurut aturan-aturan tertentu dan ia disesuaikan dengan jalan perobahan-perobahan dari jiwa dari anak-anak yang sementara tumbuh.
Kerapkali orang mempunyai pemandangan serta pendapatan yang keliru terhadap Kepanduan.
Kepanduan yang sebenar-benarnya, BUKAN :
1) Tempat beramalnya orang-orang bangsawan dan hartawan atau sesuatu pemeliharaan anak-anak miskin
2) Sekolahan yang mengajar dan mendewa-dewakan kertas dan tiap-tiap hari berjam-jam duduk di bangku.
3) Balatentara yang memakai perwira dan perajurit
4) Tempat penyuruhanorang ramai (kuli halus?)
5) Pertunjukan atau demonstrasi atau alat pemogokan
Kepanduan itu ialah :Suatu taman pendidikan anak-anak dari segala golongan dan bangsa dan agama, dengan jalan permainan, di mana saudara yang tua (Pembina) membawa adik-adiknya ke tempat yang baik di mana dibesarkan kemauannya untuk berbuat kebaikan, berfikir tajam, berperasaan suci, di mana anak-anak saban hari diberi keinsafan bahwa mereka berkewajiban menjunjung tinggi pada Agama dan tanah air.
Permainan Kepanduan
Kepanduan itu bukan pelajaran melainkan permainan. Dasar-dasar dan maksud-maksud Kepanduan ditanam kepada anak-anak yaitu dengan perantaraan permainan. Karena dalam permainan, perasaan anak-anak itu ada dalam keadaan gembira. Dalam saat itu sebaik-baiknya memasukkan pelajaran yang terkandung dalam maksud Kepanduan itu. sambil bermain-main, meresaplah pelajaran Kepanduan itu dalam batin anak-anak. Semua pelajaran Kepanduan diatur sedemikian rupa agar mengandung pendidikan yang baik.
Cara-cara menyampaikan permainan ada beberapa macam, misalnya :
1) mengadakan pelajaran (training) bersama-sama
2) mengadakan gerak badan (sport)
3) mengadakan api unggun
4) mengadakan pertunjukan (demonstrasi)
5) mengadakan perkemahan
6) mengadakan pengintipan (besluipen)
7) mengadakan permainan serang-serangan, segerombolan-segerombolan
8) dan lain-lain yang sangat berguna untuk cita-cita Kepanduan
Sumber
PANDU, (1951), karangan Ibrahim Muhammad, terbitan Kwartir Besar Pandu Islam Indonesia
Diedit oleh : Hendro Prakoso
Apakah Pandu itu ?
Pandu atau dalam bahasa Inggris Boy Scout dalam hakekatnya adalah penunjuk jalan. Dalam haluan kita, perkataan itu mengandung dua arti, yaitu : 1) Jalan yang dilalui sehari-hari. 2) Jalan yang menuju KEMANUSIAAN.
Kita sudah sama maklum apakah yang dinamakan Kemanusiaan itu. Jadi seorang anak dan atau pemuda yang menjadi PANDU, ialah seorang yang berusaha akan mendapat jalan Kemanusiaan itu. Pansu itu dimulai dari dahulu kala memang sudah ada. Semua orang yang berkemanusiaan (nabi-nabi, pemimpin negara) yang tinggi dapat kita namakan Pandu.
Tegasnya, orang yang bersifat kebaikan dan membela kebenaran dan kebaikan. Jadi nyata, bahwa Pandu itu pada hakekatnya bukan barang yang baru, melainkan barang yang sudah lahir bersama-sama dengan kebaikan di atas dunia (kebaikan yang bukan menurut ukuran pendapat seorang dua atau segolongan dua saja melainkan kebaikan menurut pendapat umum yang sesuai tuntunan Ketuhanan).
Kepanduan
Jika kita sekarang sudah mengetahui bahwa Pandu itu seorang yang berusaha akan mendapatkan jalan, maka Kepanduan itu berarti taman (tempat) pendidikan dan latihan diri sendiri supaya jadi manusia yang mendapat (sekurang-kurangnya mendekati) tempat "Kemanusiaan" dengan melalui jalan-jalannya.
Kepanduan itu adalah Taman Pendidikan dan bukan badan perjuangan (dalam pengertian yang terbatas).
Pendidikan Kepanduan
Pendidikan Kepanduan adalah salah satu cara pendidikan anak-anak dan pemuda-pemuda dengan aliran baru yaitu didikan atas pengetahuan ilmu jiwa anak-anak.
Pendidikan Kepanduan didasarkan atas :
1) Kebangsaan
Ialah mengambil cara-cara yang sesduai dengan hajat dan kepentingan serta kebudayaan bnagsa kita dan cara-cara yang mendalamkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa dan rasa membela kepadanya serta dikuatkan dengan agama.
Menurut pendapat Lord Baden Powell dalam kitab karangannya Scouting for Boys ..... Gerakan Kepanduan yang jauh dari rasa ke-Tuhanan (keagamaan dari anak-anak) berarti merusak batinnya anak-anak. Sebab itu, tiap-tiap anak Pandu digembirakan supaya teguh menjalankan agamanya masing-masing. Karena dengan batinnya yang kokoh teguh itulah anak-anak dapat menempuh jalan kehidupan di kemudian hari.
2) Kemerdekaan
Berarti membentuk sifat-sifat yang bebas dari suatu tekanan. Tindakan-tindakan wajib yang terbit dari batin dan kemauan sendiri yang hening jernih, kemauan yang hidup, perasaan yang suci dan iman yang teguh serta yakin akan akibat dari semua itu, karena timbul dari perasaan yang bebas dan bukan karena terpaksa atau dipaksa.
Oleh karena itu dalam segala hal, Pemimpin (=Pembina) senantiasa wajib bersifat menganjurkan dan mengajak dan bukan memerintah.
3) Kodrat Alam
Yaitu cara mendidik dengan mengingat akan kodrat si anak dan alam kehidupan sekelilingnya dan bermnaksud juga akan mendalamkan cita-cita pada tanah air dan bangsa. Oleh karena itu pula supaya Pemimpin-pemimpin semua memperhatikan bahwa latihan-latihan Pandu harus diperbanyak di luaran (alam terbuka), berkemah,hike, mendaki gunung dan lain sebaginya.
Memandu (melaksanakan permainan Pandu)
Dengan perkataan memandu itu termasuk semua soal dan sifat yang nyata dari pengembara, orang-orang yang keluar berlayar dari negerinya ke negeri jauh dengan maksud untuk mendapat sesuatu yang belum didapat atau ditemui maupun diketahui oleh manusia dan pengembara lainnya.
Dengan inti-inti dari semuanya ini diberi kepada anak-anak kita dengan cara kita adakan permainan dan latihan yang akan memenuhi tuntunan cita-cita dan kesukaan sambil bersifat mendidik.
Ditinjau dari keadaan dasar dirinya anak-anak maka memandu itu membawa mereka kepada kelompok-kelompok persaudaraan, yang mana hal itu sudah menjadi pembawaan hidup dan alam mereka, baikpun untuk bermain-main baikpun untuk berjalan-jalan ataupun untuk mengadakan kenakalan-kenakalan.
Memandu akan memberi mereka uniform yang menarik dan bagus dan memberi mereka kelengkapan. Semua itu akan menciptakan suatu perasaan dan angan-angan yang romantis ( hidup penuh dengan gambaran cita-cita) dan menarik mereka kepada hidup di alam terbuka.
Ditinjau dari sudut pendirianorang-orang tua, maka memandu itu memberi kepada anak-anak kesehatan jasmani dan tumbuhnya badan, ia memupuk kemauan yang keras, ketangkasan dan mengajar pekerjaan tangan. Memandu memberi kepada anak-anak pelajaran berdisiplin, berani, keksatriaan dan cinta tanah air (patriotisme - semangat membela tanah air).
Tegasnya memandu itu mendidik dan membentuk serta menumbuhkan peri budi dan akhlak yang mana sangat berguna dari segala hal, bagi anak-anak untuk mendaptkan jalan dalam hidup dan kehidupan Memandu berarti bekerja menurut dasar-dasar bahwa cita-cita anak-anak harus dipelajari dan digembirakan mereka untuk mendidik diri sendiri daripada nanti diatur.
Latihan ada membangun dan memajukan menurut aturan-aturan tertentu dan ia disesuaikan dengan jalan perobahan-perobahan dari jiwa dari anak-anak yang sementara tumbuh.
Kerapkali orang mempunyai pemandangan serta pendapatan yang keliru terhadap Kepanduan.
Kepanduan yang sebenar-benarnya, BUKAN :
1) Tempat beramalnya orang-orang bangsawan dan hartawan atau sesuatu pemeliharaan anak-anak miskin
2) Sekolahan yang mengajar dan mendewa-dewakan kertas dan tiap-tiap hari berjam-jam duduk di bangku.
3) Balatentara yang memakai perwira dan perajurit
4) Tempat penyuruhanorang ramai (kuli halus?)
5) Pertunjukan atau demonstrasi atau alat pemogokan
Kepanduan itu ialah :Suatu taman pendidikan anak-anak dari segala golongan dan bangsa dan agama, dengan jalan permainan, di mana saudara yang tua (Pembina) membawa adik-adiknya ke tempat yang baik di mana dibesarkan kemauannya untuk berbuat kebaikan, berfikir tajam, berperasaan suci, di mana anak-anak saban hari diberi keinsafan bahwa mereka berkewajiban menjunjung tinggi pada Agama dan tanah air.
Permainan Kepanduan
Kepanduan itu bukan pelajaran melainkan permainan. Dasar-dasar dan maksud-maksud Kepanduan ditanam kepada anak-anak yaitu dengan perantaraan permainan. Karena dalam permainan, perasaan anak-anak itu ada dalam keadaan gembira. Dalam saat itu sebaik-baiknya memasukkan pelajaran yang terkandung dalam maksud Kepanduan itu. sambil bermain-main, meresaplah pelajaran Kepanduan itu dalam batin anak-anak. Semua pelajaran Kepanduan diatur sedemikian rupa agar mengandung pendidikan yang baik.
Cara-cara menyampaikan permainan ada beberapa macam, misalnya :
1) mengadakan pelajaran (training) bersama-sama
2) mengadakan gerak badan (sport)
3) mengadakan api unggun
4) mengadakan pertunjukan (demonstrasi)
5) mengadakan perkemahan
6) mengadakan pengintipan (besluipen)
7) mengadakan permainan serang-serangan, segerombolan-segerombolan
8) dan lain-lain yang sangat berguna untuk cita-cita Kepanduan
Sumber
PANDU, (1951), karangan Ibrahim Muhammad, terbitan Kwartir Besar Pandu Islam Indonesia
Diedit oleh : Hendro Prakoso
Langganan:
Postingan (Atom)