Jumat, 07 Mei 2010

Seputar Pandu dan Kepanduan

oleh : Ibrahim Muhammad (Komisaris Besar Umum Pandu Islam Indonesia)





Apakah Pandu itu ?

Pandu atau dalam bahasa Inggris Boy Scout dalam hakekatnya adalah penunjuk jalan. Dalam haluan kita, perkataan itu mengandung dua arti, yaitu : 1) Jalan yang dilalui sehari-hari. 2) Jalan yang menuju KEMANUSIAAN.
Kita sudah sama maklum apakah yang dinamakan Kemanusiaan itu. Jadi seorang anak dan atau pemuda yang menjadi PANDU, ialah seorang yang berusaha akan mendapat jalan Kemanusiaan itu. Pansu itu dimulai dari dahulu kala memang sudah ada. Semua orang yang berkemanusiaan (nabi-nabi, pemimpin negara) yang tinggi dapat kita namakan Pandu.
Tegasnya, orang yang bersifat kebaikan dan membela kebenaran dan kebaikan. Jadi nyata, bahwa Pandu itu pada hakekatnya bukan barang yang baru, melainkan barang yang sudah lahir bersama-sama dengan kebaikan di atas dunia (kebaikan yang bukan menurut ukuran pendapat seorang dua atau segolongan dua saja melainkan kebaikan menurut pendapat umum yang sesuai tuntunan Ketuhanan).

Kepanduan

Jika kita sekarang sudah mengetahui bahwa Pandu itu seorang yang berusaha akan mendapatkan jalan, maka Kepanduan itu berarti taman (tempat) pendidikan dan latihan diri sendiri supaya jadi manusia yang mendapat (sekurang-kurangnya mendekati) tempat "Kemanusiaan" dengan melalui jalan-jalannya.
Kepanduan itu adalah Taman Pendidikan dan bukan badan perjuangan (dalam pengertian yang terbatas).

Pendidikan Kepanduan

Pendidikan Kepanduan adalah salah satu cara pendidikan anak-anak dan pemuda-pemuda dengan aliran baru yaitu didikan atas pengetahuan ilmu jiwa anak-anak.
Pendidikan Kepanduan didasarkan atas :
1) Kebangsaan
Ialah mengambil cara-cara yang sesduai dengan hajat dan kepentingan serta kebudayaan bnagsa kita dan cara-cara yang mendalamkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa dan rasa membela kepadanya serta dikuatkan dengan agama.
Menurut pendapat Lord Baden Powell dalam kitab karangannya Scouting for Boys ..... Gerakan Kepanduan yang jauh dari rasa ke-Tuhanan (keagamaan dari anak-anak) berarti merusak batinnya anak-anak. Sebab itu, tiap-tiap anak Pandu digembirakan supaya teguh menjalankan agamanya masing-masing. Karena dengan batinnya yang kokoh teguh itulah anak-anak dapat menempuh jalan kehidupan di kemudian hari.
2) Kemerdekaan
Berarti membentuk sifat-sifat yang bebas dari suatu tekanan. Tindakan-tindakan wajib yang terbit dari batin dan kemauan sendiri yang hening jernih, kemauan yang hidup, perasaan yang suci dan iman yang teguh serta yakin akan akibat dari semua itu, karena timbul dari perasaan yang bebas dan bukan karena terpaksa atau dipaksa.
Oleh karena itu dalam segala hal, Pemimpin (=Pembina) senantiasa wajib bersifat menganjurkan dan mengajak dan bukan memerintah.
3) Kodrat Alam
Yaitu cara mendidik dengan mengingat akan kodrat si anak dan alam kehidupan sekelilingnya dan bermnaksud juga akan mendalamkan cita-cita pada tanah air dan bangsa. Oleh karena itu pula supaya Pemimpin-pemimpin semua memperhatikan bahwa latihan-latihan Pandu harus diperbanyak di luaran (alam terbuka), berkemah,hike, mendaki gunung dan lain sebaginya.

Memandu (melaksanakan permainan Pandu)

Dengan perkataan memandu itu termasuk semua soal dan sifat yang nyata dari pengembara, orang-orang yang keluar berlayar dari negerinya ke negeri jauh dengan maksud untuk mendapat sesuatu yang belum didapat atau ditemui maupun diketahui oleh manusia dan pengembara lainnya.
Dengan inti-inti dari semuanya ini diberi kepada anak-anak kita dengan cara kita adakan permainan dan latihan yang akan memenuhi tuntunan cita-cita dan kesukaan sambil bersifat mendidik.
Ditinjau dari keadaan dasar dirinya anak-anak maka memandu itu membawa mereka kepada kelompok-kelompok persaudaraan, yang mana hal itu sudah menjadi pembawaan hidup dan alam mereka, baikpun untuk bermain-main baikpun untuk berjalan-jalan ataupun untuk mengadakan kenakalan-kenakalan.
Memandu akan memberi mereka uniform yang menarik dan bagus dan memberi mereka kelengkapan. Semua itu akan menciptakan suatu perasaan dan angan-angan yang romantis ( hidup penuh dengan gambaran cita-cita) dan menarik mereka kepada hidup di alam terbuka.
Ditinjau dari sudut pendirianorang-orang tua, maka memandu itu memberi kepada anak-anak kesehatan jasmani dan tumbuhnya badan, ia memupuk kemauan yang keras, ketangkasan dan mengajar pekerjaan tangan. Memandu memberi kepada anak-anak pelajaran berdisiplin, berani, keksatriaan dan cinta tanah air (patriotisme - semangat membela tanah air).
Tegasnya memandu itu mendidik dan membentuk serta menumbuhkan peri budi dan akhlak yang mana sangat berguna dari segala hal, bagi anak-anak untuk mendaptkan jalan dalam hidup dan kehidupan Memandu berarti bekerja menurut dasar-dasar bahwa cita-cita anak-anak harus dipelajari dan digembirakan mereka untuk mendidik diri sendiri daripada nanti diatur.
Latihan ada membangun dan memajukan menurut aturan-aturan tertentu dan ia disesuaikan dengan jalan perobahan-perobahan dari jiwa dari anak-anak yang sementara tumbuh.

Kerapkali orang mempunyai pemandangan serta pendapatan yang keliru terhadap Kepanduan.
Kepanduan yang sebenar-benarnya, BUKAN :
1) Tempat beramalnya orang-orang bangsawan dan hartawan atau sesuatu pemeliharaan anak-anak miskin
2) Sekolahan yang mengajar dan mendewa-dewakan kertas dan tiap-tiap hari berjam-jam duduk di bangku.
3) Balatentara yang memakai perwira dan perajurit
4) Tempat penyuruhanorang ramai (kuli halus?)
5) Pertunjukan atau demonstrasi atau alat pemogokan

Kepanduan itu ialah :Suatu taman pendidikan anak-anak dari segala golongan dan bangsa dan agama, dengan jalan permainan, di mana saudara yang tua (Pembina) membawa adik-adiknya ke tempat yang baik di mana dibesarkan kemauannya untuk berbuat kebaikan, berfikir tajam, berperasaan suci, di mana anak-anak saban hari diberi keinsafan bahwa mereka berkewajiban menjunjung tinggi pada Agama dan tanah air.

Permainan Kepanduan

Kepanduan itu bukan pelajaran melainkan permainan. Dasar-dasar dan maksud-maksud Kepanduan ditanam kepada anak-anak yaitu dengan perantaraan permainan. Karena dalam permainan, perasaan anak-anak itu ada dalam keadaan gembira. Dalam saat itu sebaik-baiknya memasukkan pelajaran yang terkandung dalam maksud Kepanduan itu. sambil bermain-main, meresaplah pelajaran Kepanduan itu dalam batin anak-anak. Semua pelajaran Kepanduan diatur sedemikian rupa agar mengandung pendidikan yang baik.

Cara-cara menyampaikan permainan ada beberapa macam, misalnya :
1) mengadakan pelajaran (training) bersama-sama
2) mengadakan gerak badan (sport)
3) mengadakan api unggun
4) mengadakan pertunjukan (demonstrasi)
5) mengadakan perkemahan
6) mengadakan pengintipan (besluipen)
7) mengadakan permainan serang-serangan, segerombolan-segerombolan
8) dan lain-lain yang sangat berguna untuk cita-cita Kepanduan

Sumber
PANDU, (1951), karangan Ibrahim Muhammad, terbitan Kwartir Besar Pandu Islam Indonesia
Diedit oleh : Hendro Prakoso

Tidak ada komentar:

Posting Komentar