Jumat, 30 April 2010

Kepanduan, organisasi berbasis akar rumput



Sebagian daya tarik kepanduan berada pada kenyataan bahwa ia menawarkan sesuatu bagi setiap orang, siapa pun dia. Regu-regu Pandu pertama dimulai oleh para remaja sendiri yang kemudian mencari kakak mereka, guru sekolah minggu dan orang dewasa lainnya untuk menjadi Pembina mereka.

Sejak awal, orang melihat potensi kepanduan setiap kali mereka berpapasan dengan remaja dengan tongkat dan ransel, bermain, mengamat-amati atau berkemah di pertanian. Guru-guru membentuk regu dan pasukan di sekolah dan pemimpin keagamaan mulai melihat Kepanduan sebagai cara untuk meraih kaum muda dengan cara yang menarik dan berbeda. Di masa awalnya, Kepanduan belum mewujud jelas, banyak melakukan tugas kemasyarakatan, ikut kompetisi setempat dan membantu di banyak kegiatan keramaian. Sebagai imbalan keterlibatan di masyarakat, mereka mendapat izin menggunakan lahan-lahan pribadi untuk berkemah, tempat untuk pertemuan dan bantuan keuangan untuk perlengkapan. Aktivitas bersama dengan organisasi kaum muda lain mulanya sering dilakukan, tetapi akhirnya kegiatan lomba renang dan olahraga khusus diselenggarakan hanya untuk pandu-pandu.

Militer atau keagamaan ?

Gambaran umum – walau sama sekali tidak benar – bahawa kepanduan adalah sebuah bentuk organisasi militer. Sejumlah orang berpendapat bahwa Kepanduan terlalu bersifat militer, tetapi yang lain berpendapat unsur militernya kurang dan para pandu hanya bermain-main menjadi tentara dan merendahkan nilai keprajuritan. Yang lain berpendapat Kepanduan mencoba tampil sebagai pencinta damai dengan motif-motif terselubung. Demikian pula berkaitan dengan sikap Kepanduan terhadap agama, ada yang mengatakan terlalu formal,terlalu liberal atau kurang religius malah atau bahkan dianggap kurang mampu menjalankan kewajiban moralnya untuk mendorong pelaksanaan kewajiban agama. Bagaimanapun, justru fleksibilitas dan daya tariknya yang luas yang mebuatnya menjadi asset yang sangat berharga.
Kebanyakan pasukan awal disponsori dan didukung gereja setempat,yang mengiz kan mereka bertemu di aula gereja, yang dibalas dengan kehadiran di kebaktian minggu setiap bulannnya atau yang sejenisnya dan menjalankan tugas-tugasuntuk kepentingan gereja. Pasukan-pasukan lain mendapat sokongan dari kaum dermawan yang menyumbangkan keperluan mereka dan berbagai bangunan menjadi rumah bagi para pandu.

Kenapa bergabung ?

Alasan bergabung banyak dan bervariasi. Seragam, aktivitas dan tanda kecakapan, tanggungjawab dan kenyataan bahwa teman-teman juga bergabung memberikan pengaruh, tapi yang terpenting adalah mereka tertarik dengan pengalaman berkemah dan berbagai aktivitas alam terbuka. Bagi mereka dan para pembinanya, Kepanduan merupakan sarana untuk melepaskan diri dari kehidupan sehari-hari. Siang hari seorang pandu berada di sekolah tetapi malam hari mereka dapat membiarkan imajinasi mereka bergerak bebas dengan membayangkan menyerang benteng musuh di hutan terdekat, tidur di bawah langit berbintang atau berperahu mencari harta karun terpendam para perompak. Mereka tak harus pergi Afrika yang liar namun dapat melakukannya di sekitar rumah. Mereka juga bagian dari sebuah kelompok remaja sebaya dengan mimpi yang sama.
Melalui latihan dan pemerolehan keterampilan baru, remaja dapat mencapai kemajuan sejak tahap Tenderfoot (=Penggalang Ramu), pandu yang masih mentah, kemudian menjadi Second Class (=Rakit) dan akhirnya seorang First Class Scout (=Terap), dari bukan siapa-siapa menjadi seseorang yang berarti.
Demikian pula dengan para pembina, yang mungkin harus mengerjakan pekerjaan yang menjemukan di toko tetapi di waktu luangnya ia memimpin pasukan, memberikan perintah dan mengambil keputusan.

Komitmen sepanjang hari

Semboyan, salam pandu, jabatan tangan kiri dan seragam menciptakan suatu latar belakang, suatu kiasan dasar, sedangkan Satya dan Darma menyediakan suatu cara menjalani hidup. Semua pandu harus mempelajari dan menghafalkan Kode Kehormatan ini, tetapi yang membedakannya dengan organisasi lain adalah seorang pandu akan menjadi seorang pandu sepanjang hari, setiap hari. Berbuat kebaikan setiap hari harus dilakukan, yang memberi peluang untuk menunjukkan keperwiraan dan keberanian pribadi. Lencana dianugerahkan untuk tindakan keberanian seperti menghentikan kuda lepas (yang berarti menolong sesama hidup yang dulu sering terjadi) atau menolong orang tenggelam (saat itu tak banyak yang pandai berenang).

Tradisi berkembang

Upacara kemudian menjadi sesuatu yang berkembang, termasuk pembukaan dan penutupan pertemuan pasukan, penyerahan tanda kecakapan dan upacara "penerbangan" siaga menjadi penggalang. Yang terpenting adalah upacara pelantikan, saat mereka dengan seragam lengkap dan pemahaman Satya dan Darma, resmi menjadi seorang pandu dan anggota persaudaraan remaja yang istimewa ini.
Walaupun pada mulanya seorang pandu diambil "Janji"-nya oleh salah seorang temannya, namun kemudian menjadi kebiasaan bahwa tugas ini dilakukan oleh pembinanya. Upacara ini sering dilakukan di gereja – banyak pembina berlatarbelakang gereja- dan beberapa pandu dilantik bersama-sama. Faktor-faktor ini dapat menciptakan peristiwa penting dan tak terlupakan dalam hidup seorang pandu. Sertifikat besar dan berwarna-warni untuk menandai kejadian ini dapat dibeli, demikian juga yang menandai berdirinya pasukan atau perolehan tanda penghargaan.

Makin terorganisasi

Pasukan-pasukan berbeda-beda dalam aktivitas dan waktu bertemu. Para pemimpin regu, yang dapat berumur sekitar 17 atau 18 tahun, biasanya lebih tua dari anggota regunya. Setiap regu yang terdiri atas 8 orang dapat berkumpul di malam yang berbeda sebagai regu dan sekali seminggu sebagai pasukan. Kebanyakan regu awal mengkhususkan diri pada aktivitas tertentu, seperti pertolongan pertama atau bersepeda.
Pasukan pun bermacam-macam, ada yang untuk kalangan menengah bawah,anak sekolah atau berkait dengan lembaga tertentu.

Wide games

Di sabtu siang pasukan-pasukan dapat bertemu untuk melakukan permainan perang-perangan, pertempuran atau saling mengirim pesan. Latihan ini, yang kemudian disebut wide games, dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dilakukan oleh berbagai pasukan dan cabang, yang kadang melibatkan 250 pandu. Kunjungan dilakukan dengan saling menelepon, lewat cetakan atau lewat pengumuman di balaikota. Tetapi yang paling disukai para pandu – yang menjadi alasan utama mereka bergabung - adalah pergi berkemah.

Pergi berkemah

Tenda dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk berkemah umumnya telah agak usang, mungkin barang bekas dan harus diangkut dengan gerobak sorong, suatu keahlian tersendiri. Tempatnya dipilih di lapang berlumpur, air diangkut dengan ember dan toilet dibuat dengan menggali lubang. Bila pembinanya tidak memiliki latar belakang militer, mereka harus belajar cara berkemah dengan sama beratnya dengan yang dialami para pandunya.
Saat itu berkemah merupakan aktivitas yang tidak biasa, apalagi bagi anak-anak dan dipandang berbahaya dan tidak sehat sehingga para orangtua harus diberi keyakinan akan keselamatannya. Kalaupun anaknya tidak mati kelaparan atau keracunan makanan, udara lembab banyak dikuatirkan akan membuat anak mereka menghantar diri ke
kematian.
Sekali setahun, kebanyakan pasukan menggelar perkemahan musim panas selama seminggu atau dua minggu. Sejumlah pembina membawa peralatan masak untuk berkemahan (biasanya bekas tentara) untuk menjamin makanannya layak dimakan. Perkemahan lain lebih formal, dengan banyak drill, pemeriksaan harian dan kebaktian. Apapun bentuknya, perkemahan merupakan cara ideal bagi pembina untuk mengenal pandu-pandunya lebih dekat, dan bagi pandu-pandu, peluang mencicipi petualangan luarbiasa, hidup seperti para perintis daerah baru dan mempraktekkan keterampilan mereka.
Saat-saat seperti ini, persahabatan yang kekal terbangun atas dasar pengalaman tak terlupakan dan membuat masa-masa awal ini pengalaman yang sukar dilupakan pula.

(Disadur dari An Official History of Scouting, terbitan Hamlyn,2006, yang didedikasikan untuk semua sukarelawan selama 100 tahun yang memungkinkan kepanduan ada.)
Penyadur : Hendro Prakoso.
Dipost di milis Pramuka, 8 Desember 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar