Meneropong hidup saya dengan Kepanduan maka perjalanan ini sudah berlangsung cukup panjang. 1976 hingga 2010 maka rentang itu telah melingkup masa 34 tahun. Masa-masa Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega dan kini sebagai anggota dewasa, yang berkiprah sebagai Pembina, Pelatih Pembina dan Andalan Kwartir, mewarnai hidup saya di sepanjang tahun-tahun itu.
Beruntung saya awal berpramuka di sebuah gugusdepan teritorial yang tadinya berlatih di halaman Gedung Pakuan, kediaman resmi Gubernur Jawa Barat. Gugusdepan itu merupakan kelanjutan dari Kelompok Pandu Rakyat Indonesia. Ketika tahun 1961 Gerakan Pramuka dibentuk maka sejumlah Pemimpin Pandunya dan Pandu Penuntun/Penyuluhnya terus melanjutkan aktivitas Kepanduannya dalam gugusdepan Pramuka. Kebetulan pula bahwa Suku Penuntun maupun Penyuluhnya, Ganesha dan Padmanaba banyak mewarnai Kepanduan di Bandung sehingga banyak tokoh berhimpun di situ yang kemudian juga mewarnai Kwartir Cabang Kota Bandung dan Kwartir Daerah Jawa Barat, baik sebagai Andalan dan Pelatih.
Tak heran saya berada di lingkungan yang sangat kaya sumber berkait Kepanduan. Percikan pikiran, idealisme dan pengalaman tertransfer pada saya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berbagai tulisan dan catatan membuat saya dapat menangkap spirit kepanduan itu sehingga saya memiliki penghayatan dan pemaknaan yang mendalam terhadap what and how Kepanduan itu, yang berkonteks Indonesia.
Kekayaan itu juga makin dalam berkat pergaulan dengan banyak Pembina, Pelatih Pembina dan anggota Dewan Kerja, yang membina saya baik langsung maupun tak langsung, lewat kursus, pelatihan maupun percakapan. Hal itu membuat akses saya terbuka bagi saya menjadi luarbiasa sehingga saya mendapat makin banyak lagi harta karun kepanduan, yang bagi orang lain tidak terbuka. Terlebih setelah saya berpeluang mengakses berbagai tulisan sumber yang asli.
Tahun-tahun terakhir, saya melihat bahwa nilai-nilai kepanduan makin meluntur di Gerakan Pramuka. Hal ini tampaknya berkait dengan kurangnya terjiwainya hakekat pendidikan kepanduan yang khas oleh generasi yang kemudian. Sebagai ahli waris Gerakan Kepanduan, tampaknya saya tak boleh diam melihat hal ini terus berlangsung. Gerakan kita bisa tergerus habis hingga kehilangan akar-akarnya.
Blog ini diabdikan untuk berbagi berbagai hal yang berkait dengan Kepanduan. Semoga pembacanya bisa tercerahkan seperti juga saya pernah tercerahkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar